Ilmu sosial dasar
"SUKU AMBON"
DISUSUN OLEH:
Adi pratama (50415130)
KELAS 1IA03
FAKULTAS
TEKNOLOGI INDUSTRI
JURUSAN
TEKNIK INFORMATIKA
Daftar
isi
Daftar
isi ………………………………………………………………………………………… i
Bab 1 Pendahuluan
……………………………………………………………………………… 1
Sejarah
Suku Ambon…………………………………………………………………….. 1
Bab 2 Pembahasan………….………………………………………………………………. 2
2.1
Sistem Masyarakat.. ……………………………………………………………. 2
2.2
Agama dan Adat ……………………………………………………………….. 2
BAB 3 TRADISI, ADAT, DAN TATA CARA HIDUP ………………………………………………... 3
3.1
Kehidupan
Sosial Kemasyarakatan…………………………………………….. 3
3.2
Mata
Pencaharian………………………………………….……………………. 3
3.3
Upacara
Adat
……………………………………...…………………………… 3
3.4
Sistem
Perkawinan……………………………………………….……………. 3
Bab 4 Penutup………………………………………………………………………………. 5
Kesimpulan………………………………………….……………………………… 5
Daftar Pustaka
……………………………………………………………………………… 6
BAB 1
PENDAHULUAN
1. Sejarah Suku
Ambon
Asal mulanya Pulau Ambon,
Kepulauan Lease, Pulau Manipa, Ambalau, Kelang dan Pulau Buano tidak
berpenghuni. Pulau yang ditinggali
oleh manusia adalah Seram dan Buru. Orang tersebut tinggal di gunung-gunung
dan dikenal sebagai orang-orang Alifuru. Oleh orang Ambon mereka diakui sebagai
penduduk asli pulau Seram.
Suku Ambon adalah kelompok etnis Indonesia dai
campuran Austronesia-Papua. Mereka kebanyakan menganut Kristen dan Islam. Suku
ini Berasal dari Pulau Ambon, Malaku. Bahasa umum yang digunakan yaiu Melayu
Ambon atau disebut bahasa Ambon.
Ambon
adalah sebuah suku yang mendiami daerah kepulauan yang sekarang terletak di
Provinsi Maluku. Nama Maluku sendiri sebenarnya berasal dari bahasa Arab, yakni
al-muluk.
Menurut
leluhur di pulau Ambon orang-orang yang pertama untuk mendiami pulau Ambon ini
secara bertahap.
Mereka juga berasal dari pulau Jawa, Seram dan Pulau
Halmahera. Hal ini diceriterakan
oleh 3 orang tokoh yang berasal dari jazirah Leihitu yaitu Imam Rijali dari
desa (dulu disebut begeri) Hitu. Orang Kaya (jabatan sebagai pembantu raja)
dari desa Hila dan Raja Hitu Lama dari desa Hitulama.
Kota Ambon
mulai berkembang pada saat kedatangan Portugis tahun 1513, kemudian sekitar
tahun 1575, penguasa Portugis mnegerah kan pnduduk untk membangun benteng Kota
Laha di daratan Honipopu. Dalam
perkembangan sekelompok mayarakat
pekerja mendirikan perkampungan yang disebut Soa, kelompok inilah yang menjadi
dasar dari pembentukkan Kota Ambon.
Selanjutnya,
Belanda berhasil menguasai kepulauan Maluku dan Ambon khususnya kekuasan
Portugis, benteng tersebut lantas menjadi pusat
pemerintahan beberapa Gubernur Jenderal Belanda dan diberi nama Nieuw Victoria.
BAB 2
Pembahasan
2.1 Sistem Masyarakat
Dalam
kehidupan masayarakat Ambon, hubungan persaudaraan atau
kekeluargaan terjalin atau terbina sangat akrab dan kuat antara satu desa atau
kampung dengan desa atau kampung yang lain. Hubungan kekeluargaan atau
persaudaraan yang terbentuk secara adat dan merupakan budaya orang Maluku atau
Ambon yang sangat dikenal oleh orang luar itu dinamakan dengan istilah “PELA”.
Berikut adalah beberapa pejabat
tradisional dalam kehidupan sosial masyarakat Suku Ambon:
a)
Tuan tanah (Seseorang yang ahli dalam bidang pertanahan dan kependudukan)
b)
KapitanSeseorang
yang ahli dalam peperangan
c)
Kewang Seseorang yang bertugas untuk menjaga hutan
MarinyoSeseorang
yang bertugas memberikan berita dan pengumuman. Berikut beberapa contoh
organisasi kemasyarakatan Suku Ambon :
a) Patalima
Lima
bagian, merupakan orang-orang yang tinggal di sebelah timur. Namun dilihat dari
sejarah di mana Suku Ambon pernah dikuasai oleh Ternate dan Tidore, organisasi
ini nampaknya dibentuk untuk menunjukkan pengaruh kerajaan Ternate dan Tidore,
dan juga untuk membantu pertahanan dari serangan musuh.
b)
Jajaro
Organisasi
kewanitaan Suku Ambon
c)
Ngungare
Organisasi
kepemudaan
d)
Pela Keras
Organisasi
antar Soa yang fokus pada kegiatan kerjasama suatu proyek antar Soa,
peperangan, dan lain-lain.
e)
Pela Minum Darah
Hampir
sama dengan Pela Keras. Organisasi ini mengikat persatuan mereka dengan cara
meminum, darah mereka masing-masing yang dicampur menjadi satu.
f)
Pela Makan Sirih
Organisasi
antar Soa yang fokus pada bidang pembangunan masjid, gereja, dan sekolah
g) Muhabet
Organisasi
yang mengurus semua kegiatan upacara kematian
2.2. AGAMA
DAN ADAT
Mayoritas penduduk di Maluku memeluk
agama Kristen dan Islam. Dikarenakan pengaruh penjajahan Portugis dan Spanyol menyebarkan agama kristen dan pengaruh kesultanan
Ternate dan Tidore yang menyebarkan Islam di wilayah Maluku.
BAB 3
TRADISI, ADAT, DAN TATA
CARA HIDUP
3.1 KEHIDUPAN
SOSIAL KEMASYARAKATAN
Desa adat suku Ambon dibangun antara satu desa dengan
desa yang lainya saling berdekatan, atau
terdiri rumah-rumah yang dipisahkan oleh tanah pertanian. Bentuk kelompok kecil
rumah itu disebut Soa.
Desa adat suku Ambon dibangun
sepanjang jalan utama antara satu desa dengan desa yang lain saling berdekatan,
atau bisa juga dalam bentuk kelompok yang terdiri dari rumah-rumah yang
dipisahkan oleh tanah pertanian. Bentuk kelompok kecil rumahrumah itu disebut
”Soa”. Rumah asli Ambon, sama seperti di Nias, Mentawai, Bugis Toraja, dan suku
lainnya di Indonesia, dibangun dengan tiang kayu yang tinggi.
3.2 MATA
PENCAHARIAN
Mata pencaharian orang Ambon adalah
pertanian di Ladang-ladang yang telah dibuka kemudian ditanami tanpa irigasi. Tanaman yang mereka tanam adalah
kentang, kopi, tembakau, cengkih, dan buahbuahan. Selain itu, orang Ambon juga
sudah menanam padi dengan teknik persawahan Jawa.
Sagu merupakan makanan pokok orang Ambon, walaupun
saat ini
beras sudah biasa mereka makan. Akan tetapi belum menggantikan sagu seluruhnya.
Tepung sagu dicetak menjadi blok-blok empat persegi dengan daun sagu dan
dinamakan tuman. Cara orang Ambon makan sagu dengan membakar tuman atau dengan
memasaknya menjadi bubur kental (pepeda).
3.3 UPACARA
ADAT
a.
Antar
Sontong
Antar sontong yaitu nelayan yang berkumpul menggunakan perahu dan
lentera untuk mengundang cumi-cumi dari dasar laut dengan cara mengikuti cahaya lentera menuju pantai dan masyarakat sudah menunggu cumi-cumi tersebut untuk mengambilnhya.
Pukul manyapu adalah acara adat tahunan
yang dilakukan di Desa Mamala-Morela yang biasanya dilakukan pada hari ke 7
setelah Hari Raya Idul Fitri.
3.4 SISTEM
PERKAWINAN
Orang Ambon mengenal tiga macam
perkawinan, yaitu:.
a. Kawin Lari atau Lari Bini
Sistem perkawinan yang paling lazim. Hal ini disebabkan
karena orang Ambon umumnya lebih suka menempuh jarak pendek aturan perundingan dan upacara. Kawin lari
sebenarnya dipandang kurang baik oleh kaum kerabat wanita namun disukai
oleh pihak pemuda.
b. Kawin Minta
apabila seorang pria yang telah menemukan seorang gadis yang ingin dijadikan istri, maka ia akan memberitahuka kepada orangtuanya. Kemudian mereka
berkumpul untuk mebicarakan tentang pernikahan.
Akan tetapi cara perkawinan ini kurang
diminati bagi keluarga yang kurang mampu karena membutuhkan biaya yang besar.
c. Kawin masuk
Pada perkawinan ini, pengantin pria
tinggal dengan keluarga wanita. Ada tiga
sebab utama terjadinya perkawinan ini:
1. Karena kaum kerabat si pria tidak mampu membayar mas kawin
secara adat.
2. Karena keluarga si gadis hanya memiliki anak tunggal dan
tidak punya anak laki-laki sehingga si gadis harus memasukkan suaminya ke dalam
klen ayahnya untuk menjamin kelangsungan klen.
3. Karena ayah si pemuda tidak bersedia menerima menantu
perempuannya yang disebabkan karena perbedaan status atau karena alasan
lainnya.
Orang-orang
yang beragama Islam pada umumnya menikah sesuai dengan hukum Islam. Namun
disini juga terjadi hal yang sama, yaitu apabila sang suami belum mampu
membayar mas kawin menurut adat maka wanita itu tidak perlu ikut bersama
suaminya. Selain wajib membayar mahar (mas kawin menurut hukum Islam),
pengantin laki-laki juga harus membayar harta adat yang berupa sisir mas, gong
dan madanolam. Secara umum, poligini diijinkan, kecuali
bagi mereka yang beragama Nasrani.
BAB 4
KESIMPULAN
Suku
ambon merupakan salah satu dari suku dari banyaknya suku yang berada di
Indonesia. Suku ambon juga menganut ajaran agama Kristen dan agama Islam. Dalam
hal ini banyak sekali tradisi dan
upacara adat , yaitu :
a.
”Antar Sontong”
Antar sontong yaitu para nelayan berkumpul menggunakan
perahu dan lentera untuk mengundang cummi-cumi dari dasar laut mengikuti cahaya
lentera mereka menuju pantai di mana masyarakat sudah menunggu mereka untuk
menciduk mereka dari laut.
b.
”Pukul Manyapu”
Pukul manyapu adalah acara adat tahunan yang dilakukan di
Desa Mamala-Morela yang biasanya dilakukan pada hari ke 7 setelah Hari Raya
Idul Fitri.
Selain
tradisi dan upacara adat yang bermacam-macam, kehidupan kemasyarakatan di suku
ambon ini ada struktur organisasinya seperti :
a. Tuan
tanah
b. kapitan
c. kewang
d. marinyo.Seseorang yang bertugas memberikan berita dan pengumuman.
Berikut beberapa contoh organisasi kemasyarakatan Suku Ambon :
a.Patalima.
b. Jajaro
c. Ngungare
d. Pela Keras.
e. Pela Minum Darah
d. Pela Makan Sirih
e. Muhabet
cara berosial masyarakat
suku ambon membangun sepanjang jalan utama antara satu desa dengan desa yang
lain saling berdekatan, Bentuk kelompok kecil rumahrumah itu disebut ”Soa”.
Rumah asli Ambon, sama seperti di Nias, Mentawai, Bugis Toraja, dan suku
lainnya di Indonesia, dibangun dengan tiang kayu yang tinggi.
DAFTAR
PUSTAKA
Ambrozka. 2011. Kebudayaan
Ambon.http://www.scribd.com/doc/47083111/Kebudayaan-Ambon. Diambil pada tanggal 16
Oktober 2015
Gantra. 2004. Artikel. http://arsip.gatra.com/2004-05-10/artikel.php?id=37178. Diambil pada tanggal 16
Oktober 2015